Selasa, 10 Mei 2011

ANDI ARSYIL RAHMAN PUTRA S.Kom., S.E.


Andi Arsyil Rahman Putra, namanya mulai mencuat setelah memerankan tokoh Furqon di Film dan Sinetron Ketika Cinta Bertasbih, yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El Shirazy. Putra kelima dari tujuh bersaudara, dari pasangan Prof. Dr. Ir. H. Andi Rahman Mappangaja, MS. dan Ibu Ir. Yusnidar Yusuf ini dilahirkan pada 15 September 1987. Semenjak belia kecerdasannya sudah terlihat dari langganan juara kelas atau prestasi-prestasi di berbagai lomba, seperti Juara III Lomba Fisika The Most Creative Student Award dan Peserta Olimpiade Fisika kota Makassar.
Pengidola Albert Einstein ini masih menjadi mahasiswa Jurusan Fisika di Universitas Hasanuddin, selain itu juga Ia juga telah menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar dan Jurusan Teknologi Informasi STMIK Dipanegara Makassar. Arsyil sempat bekerja sebagai model, menjadi Duta Pariwisata Kota Makassar 2007, Leader TPR (Telkomsel Personal Representative), dan Duta Kawasaki. Dia juga Komisaris CV. Agri Mulia Lestari. Karena kesibukannya dalam berbagai aktivitas, ibu dan teman-teman Arsyil menjulukinya Kutu Loncat. Fakta lainnya, Arsyil juga seorang Kutu Buku. Dia tidak pernah membatasi tema bacaannya. Buku-buku motivasi, sejarah, filsafat, sains, agama, seni, biografi tokoh-tokoh, bahkan komik sekalipun dilahapnya.
Di usianya yang baru menginjak 23 tahun, Arsyil sudah diundang sebagai motivator, inspirator dan konsultan SDM oleh berbagai lembaga negara dan swasta, di institusi-institusi pendidikan maupun kantor-kantor. Beberapa diantaranya adalah menjadi motivator untuk para pengguna Narkoba yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), mengisi di Pengajian Ar-Rahman, atau di Lembaga Permasyarakatan.
Materi yang sering disampaikannya adalah teori Mapping Life. Sebuah teori perencanaan hidup menuju yang lebih berkualitas dan produktif. Selain menyampaikannya di berbagai acara, Arsyil pun menulis dan menyusunnya dalam buku berjudul Mapping Life yang akan segera diterbitkan.
Dunia kepenulisan mulai menarik perhatian Arsyil sejak melakukan shooting Film Ketika Cinta Bertasbih di Cairo, Mesir (2008). Dia memandang bahwa hidup harus memiliki karya yang dapat diwariskan dan diambil manfaatnya oleh orang lain, yang ia sebut Prasati Hidup. Salah satu caranya adalah dengan cara menuliskannya.
Saat ini Arsyil juga sedang melebarkan sayapnya didunia Entertaiment dengan ikut bernyanyi dalam album Ost. Film Dalam Mihrab Cinta. Ini kali pertamanya memperdengarkan suaranya pada seluruh penggemarnya walapun awal-awal ia merasa tidak percaya diri, dialabum ini Arsyil duet dengan lawan mainnya d Film Ketika Cinta Bertasbih ” Oki Setiana Dewi “ di judul lagu ” Karena Hati Bicara ”
hamdulillah,,buku Life is Miracles resmi Launching

Senin, 09 Mei 2011

Hijab Dalam Pergaulan Remaja Muslim

1. Pandangan.
Pandangan merupakan langkah awal yang biasa digunakan syetan untuk merusak hati seorang laki-laki atau seorang perempuan terhadap lawan jenisnya. “Dari mata turun ke hati“ bukanlah sekedar pameo. Karena itu Rasulullah Saw melarang Ali bin Abi Thalib memandang seorang perempuan untuk kedua kalinya sebab ia merupakan anak panah syetan. Allah pun telah mengingatkan dalam Surah An Nuur : 30, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.“
2. Senyuman.
Senyuman memang merupakan sedekah yang paling mudah dan paling murah. Senyuman akan bermakna positif pada orang yang tepat, pada saat yang tepat dan dalam durasi waktu yang tepat pula. Namun maknanya akan terasa berbeda jika senyuman itu diberikan pada lawan jenis dengan tatapan mata yang penuh arti dan frekuensi yng cukup sering.
3. Ucapan.
Komunikasi memang sangat diperlukan antar sesama aktivis dakwah. Perlu digaris bawahi agar perkataan yang terlontar dalam pembicaraan agenda dakwah tidak menyinggung hal-hal personal apalagi bersifat sensitif. Ucapan akan mengundang makna implisit jika diekspresikan dengan penuh perasaan. Ucapan kita akan terpengaruh jika dibawa bercanda, menghibur atau bersimpati pada lawan jenis. Karena bahaya lidah tak bertulang inilah maka Rasulullah Saw menyebutkan dalam salah satu haditsnya agar kita senantiasa berbicara yang baik atau lebih baik diam.
4. Kunjungan.
Salah satu cara mempererat silaturahim adalah dengan mengunjungi saudara. Dengan demikian ukhuwah akan semakin kuat dan harmonis. Namun kunjungan antara pria dan wanita dapat berdampak lain. Terkadang kunjungan dibuat dengan cover meminjam catatan, diskusi tentang tugas akhir semester, follow up syuro yang tidak sempat dibahas di kampus, konsultasi keislaman dan banyak topeng lainnya. Perlahan-lahan kunjungan formal ini menjadi kunjungan yang lebih bersifat prifacy.
5. Hadiah.
“Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai“, sabda Rasulullah Saw. Trik ini sangat bagus digunakan untuk menambah kehangatan persahabatan antar sesama Akhwat atau sesama Ikhwan seperti dalam acara tukar kado atau Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT). Tidak sedikit pula kita menyalah artikan pemberian ketika hadiah itu berasal dari lawan janis. Kemudian timbul perasaan ge-er yang membuka pintu-pintu rusaknya hati, karena tipisnya tameng untuk itu.
Sadar atau tidak, tindakan di atas adalah rangkaian pintu masuk syetan yang merupakan bagian dari langkah-langkah syetan untuk menjauhkan kita dari ridho Allah Swt. Kita harus senantiasa mawas diri bahwa dari setiap aliran darah ini musuh kita laknatullah tersebut akan selalu mengintai peluang untuk melengahkan kita. Terlepas kepada siapa kita melakukannya, orang yang faham atau orang yang awam. Seperti yang ditegaskan Allah dalam al-Quran Surah al-Baqarah: 208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh. Janganlah kamu menuruti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.“
Untuk membentengi diri dari godaan ini, ada tiga penguasaan yang harus kita miliki.
Pertama, penguasaan ilmu. Keimanan perlu ditopang dengan ilmu. Mengetahui ilmu tidak cukup hanya sekedar mengenal sebab, yang lebih penting adalah memahaminya. Sesungguhnya dengan mengunakan jilbab syar’i seorang Akhwat telah membuat perisai untuk dirinya yang menunjukkan izzah seorang Muslimah. Dari penampilan fisik saja sebenarnya kita telah menghijabi diri dari kemungkinan berbuat di luar jalur. Masih banyak ilmu-ilmu lainnya yang harus digali untuk semakin meningkatkan kualitas diri seorang Muslim. Ilmu bisa datang dari mana saja, siapa saja dan kapan saja, selagi kita menguatkan azzam dan meluruskan niat bahwa kita menuntut ilmu dalam rangka beribadah kepada Allah Swt, “…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat“ (Q.S. Al Mujadalah : 11).
Kedua, penguasan ma’nawi. Seorang yang faham dengan sesuatu belum tentu komit dengan pengetahuannya. Dia harus berlatih mengendalikan hawa nafsunya di bawah kendali iman. Begitu juga halnya dengan pemahaman seorang aktivis harokah, bisa saja luntur ketika keimanannya memudar. Pengetahuannya tentang etika pergaulan pria dan wanita menjadi redup, seredup cahaya imannya. Salah satu obatnya adalah dengan membasahi rohaninya yang kering dengan istighfar dan dzikrullah. Harus selalu dicamkan dalam hati bahwa kita menjaga diri ini tidak mengenal lingkungan di mana kita berada. Sejatinya, kemanapun kita melangkah, seiring dengan bertambahnya ilmu, orang ammah (umum) dapat melihat niai-nilai Islami tersebut terpancar dari tingkah polah kita. Normal jika tidak sedikit yang berbuat khilaf di tengah usahanya memperbaiki diri. Kewajiban kita adalah selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.
Ketiga, penguasaan aplikasi. Penguasan ilmu dan stabilitas ma’nawiyah belum cukup sempurna jika respon-respon gerak belum tumbuh. Seorang aktivis yang menguasai ilmu akan memberikan reaksi yang tepat terhadap aksi-aksi yang muncul di sekitarnya serta mampu memberikan input bagi lingkungannya. Ia tidak reaksioner terhadap aksi-aksi negatif serta lebih bijaksana menyikapi suatu tantangan dari berbagai sudut pandang. Pola pikir yang broad-mainded ini akan kelihatan manfaatnya ketika ia mengambil keputusan dalam pergaulan sesama. Ia tidak akan cepat ge-er dan tidak akan membuat ge-er orang lain. Wibawanya sebagai seorang Muslim tetap terjaga.